WALLTEXT
LOOKING FOR
“ Habit ”
09
– 11 Februari 2018 @ Loop Station
“Kita adalah apa yang kita kerjakan
berulang – ulang, karena itu keunggulan bukanlah suatu perbuatan, melainkan
kebiasaan” (Aristotales). Begitulah habit, seperti spiral yang hanya memiliki
dua pilihan, bertambah besar atau bahkan semakin menciut. Setiap repetisi atau
pengulangan akan memperkuat habit,
dimana harus dilakukan secara kontinue atau kita harus melakukannya secara
terus menerus agar habit (kebiasaan) akan terus berkembang dan tak menciut.
Repetisi tersebut akan menimbulkan gerak reflek tanpa harus berfikir sehingga
habit menjadi suatu hal yg kita lakukan secara otomatis.
Seringkali kita di hadapkan pada
simpang – simpang pilihan bias, dalam mendapatkan kekaburan antara yang benar
dan salah, yang berujung pada pandangan tentang kebiasaan positif maupun
negatif. Dalam sudut pandang seni rupa perkara kebiasaan positif maupun negatif
tersebut dapat menginspirasi para seniman untuk menyiratkannya kedalam bentuk-bentuk
maupun garis absurd dalam karya nya.
Habit (kebiasaan) sebagai
suatu konteks peristiwa yang dihadirkan sebagai tema menjadikan eksposisi atas gagasan – gagasan
yang menggelitik dari setiap seniman, karena seniman yang jenius telah menelaah
kandungan ketidaksadaran kolektif (Arketip) dari kebiasaan dengan instuisi.
Melalui arketip akan tersingkap dengan sendirinya secara spontan, dan
selanjutnya diproyeksikan melalui simbol – simbol ke dalam karya seni-Nya dan
dengan begitu tentunya mengajak publik seni untuk senantiasa mengembangkan
wawasan seni nya menjadi lebih kritis.
Nabila W. S.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar