Selasa, 01 Agustus 2017

Seni Rupa Kontemporer Indonesia





SENI RUPA KONTEMPORER INDONESIA



(  Nabila Warda Safitri  )


                Indonesia memiliki sejarah yang tidak dapat dipisahkan dari kesenian di samping itu indonesia juga memilikiberagam kekayaan budaya baik berupa kebudayaan tradisional maupun modern yang tersebar si seluruh wilayahnya mengacu pada kesenian di indonesia bahwa seni sendiri merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan karena seni merupakan salah satu unsur budaya yang hidup di dalam masyarakat. 

Sementara kontemporer sendiri merupakan bagian seni modern dimana sedang berkembang di indonesia pada masa sekarang ini yang dimana dapat dilihat dengan banyak nya karya seni kontemporer yang dibuat oleh para seniman – seniman indonesia pada saat ini. 

            Seni rupa kontemporer sendiri mengacu pada perkembangan seni yang terpengaruh oleh dampak modernisasi dimana istilah kontemporer sendiri  sering diartikan sebagai seni saat ini . 

Istilah ini di gunakan sebagai istilah umum sejak contemporary art berkembang di barat sebagai produk seni yang dibuat sejak perang dunia kedua. Istilah ini berkembang di indonesia seiiring makin beragamnya teknik dan medium dalam memproduksi sebuah karya seni dan juga telah menjadi praktik dari disiplin yang berbeda , pilihan artistik , dan pilihan presentasi karya yang tidak terikat oleh batas – batas ruang dan waktu.

Pada awal 1970-an seni lukis modern mengalami krisis penyebab krisis ini antara lain karena penciptaan karya yang terlalu mudah di tambah lagi dengan jenis karya lukis yang tak telampau jumlahnya , maka timbul kekaburan batas – batas estetika. Sampai akhirnya muncul suatu seruan bahwa segala sesuatu telah sampai pada akhir begitupun yang dikata kan arthur danto dalam the end of art theory dan bilamana karya tersebut akan masih dilanjutkan maka akan  semata – mata hanya berisi kekosongan pada karya dengan tidak adanya makna – makna dalam karyanya, dan di tengah kekacauan inilah seni kontemporer muncul.

Kemunculan seni kontemporer di tandai dengan tidak adanya lagi aturan yang di pakai untuk menghakimi karya seni yang tidak lazim. Aturan – aturan itu adalah apa yang di cari oleh karya itu sendiri maka seniman berkarya dengan bebas tanpa aturan untuk menemukan aturan dari apa yang di lakukannya.

Seni kontemporer tidak peduli dengan estetika bahkan membuang sekali proses estetika. Seringkali karya yang di buat mengagetkan penonton tanpa memperdulikan kesenangan estetik penonton. Sening kontemporer ini juga seringkali tidak bisa lepas dari ideologi politik dan di peralat untuk mementingkan ideologinya, akibatnya banyak karya yang hadir dengan penampilan radikal untuk menarik perhatian.

Seperti itulah seni kontemporer sampai saat ini meskipun seperti demikian masih ada saja apresiasi yang membuat seni kontemporer tetap hidup disisi lain ada kekuatan besar yang menglegitimasinya menjadi sebuah selera. Tentunya selera pasar untuk di beli para kolektor kesenian dengan kreativitas pedagang (seniman) menciptakan kreativitas baru mereka merubah karya seni menjadi layak untuk di jual kepada pembeli (kolektor).

Apabila kita menilik lebih dalam tentang seni rupa kontemporer, istilah kontemporer ini justru menimbulkan kebingungan istilah seni kontemporer sendiri diartikan sebagai seni rupa masa kini atau juga seni mutakhir padahal sebenarnya sudah muncul sejak tahun 50-an.  Pada waktu itu karya seni kontemporer hanya menyangkut nama – nama seperti Picasso , Matisse , Braque, dan lain lain. Di periode berikutnya adalah pendobrakan yang lengkap terhadap asas- asas seni tradisi barat bahkan akhir dari pendobrakan ini menjadi semakin beraneka ragam .

Oleh karena itu di tinjau dari sudut ini seni rupa kontemporer bukanlah konsep tetap melaikan seni rupa kontemporer adalah dimensi waktu yang terus bergulir megikuti arus perkembangan masyarakat pada zamannya.

Kiranya hanya satu indikasi yang bisa di jadikan titik terang istilah seni kontemporer, yakni lahir dan berkembang dalan seni rupa modern. Hal ini dipertegas dalam buku AWAS ! recent art of indonesia : seni rupa kontemporer muncul setelah seni rupa modern.

Berlangsungnya perayaan “Boom seni lukis” di akhir tahun 80-an dan awal akhir 90-an seniman bergerak cepat menembus, melintas batas- batas tradisional negara yang membatasi identitasnya. Kelangsungan seni rupa kontemporer tidak lagi mengusung semangat hebat, pemberontakan dan penyangkalan seperti pendahulunya di tahun 70-an (seni modern) tetapi melangsungkan negoisasi dengan seniman – seniman baru,perubahan – perubahan yang serba cepat , peluang dan tentunya juga gemerlap nya pasar seni rupa.

Setiawan Sabana , tokoh pendidik , perupa mengungkapkan hasil penelitian nya tentang seni rupa kontemporer di asia tenggara bahwasannya yang membedakan antara seni rupa modern dan seni rupa kontemporer adalah sebagai berikut ini :

Seni rupa modern

1.     Memutuskan rantai dengan tradisi masa lalu , pada masa ini tradisi telah menjadi perhatian yang signifikan dan itu dianggap sebagai sesuatu yang tidak perlu di otak –atik lagi dan cukup dalam museum saja
2.      Adanya high Art dan low Art
3.      Tema – tema sosial cenderung di tolak
4.      Kurang memperhatikan budaya lokal

Seni rupa kontemporer

1.      Tradisi diangkat kembali, misalnya tema lebih bebas dan medianya juga lebih bebas
2.      Tema – tema sosial dan politik menjadi hal yang lumrah untuk di jadikan tema dalam karya seni
3.      Berbaurnya karya seni high Art dan low Art
4.      Masa seni rupa modern kesenian itu abadi maka masa seni kontemporer kesenian dianggap sebgai kesementaraan ( hanya bersifat sementara)
5.      Dulu ada istilah menara gading sekarang merakyat jadi tidak harus / perlu bertahan
6.      Budaya lokal mulai bahkan menjadi perhatian


Selanjutnya ia menyimpulkan bahwa fenomena seni rupakontemporer indonesia merupakan suatu refleksi , pencerminan evaluasi kembali, sikap evaluatif dan pencarian akan potensi – potensi kultural yang baru di negeri ini dan merupakan suatu bentuk kesadaran baru dalam era global.

Dalam seni rupa indonesia istilah kontemporer muncul pada awal 70-an ketika Gregorius Sidharta menggunakan istilah kontemporer untuk memaknai pameran seni patung pada waktu itu.

Suwarno Wisetrotmo seorang pengamat seni rupa , berpendapat bahwa seni rupa kontemporer pada konsep dasar adalah upaya pembebasan dari kontrak – kontrak penilaian yang sudah baku atau mungkin sudah dianggap usang.

Konsep modernisasi telah merambahn semua bidang seni ke arah kontemporer ini. Paling menyolok terlihat di seni tari dan seni lukis , lukisan kontemporer semakin melejit seiring dengan berkembangnya konsep hunian minimalis, terutama di kota – kota besar . seperti yang diungkapkan oleh seniman kontemporer Saptoadi Nugroho dari galeri Tujuh Bintang Artspace Yogyakarta,

“ lukisan kontemporer semakin diminati seiring dengan merebaknya konsep perumahan minimalis terutama di kota- kota besar. Akan sulit diterima bila kita memasang lukisan pemandangan , misalnya sedangkan interior ruangannya berkonsep modern”.

Lahirnya seni rupa konemporer di indonesia juga tidak lepas dari kejadian dimana berangkat dari ketidak-setujuan akan Pameran Besar Seni Lukis Indonesia yng di adakan di Dewan Kesenian Jakarta di Taman Ismail Marzuki pada desember 1974, sejumlah perupa muda muda protes dengan mengirimkan karangan bunga duka cita atas kematian seni rupa indonesia. Kejadian ini di kenal sebagai desember hitam (1974).

Setahun kemudian perupa – perupa muda itu berkumpul dan berpameran bersam di Taman Ismail Marzuki dengan tajuk Pameran Seni Rupa Baru (1975). Dalam pameran itu mereka mengeluarkan sebuah manifesto tentang apa yang mereka maksut dengan seni rupa baru indonesia dan gerakan ini kemudian di beri nama Gerakan Seni Rupa Baru Indonesia (1975-1989).

Beralih dari sejarah seni rupa kontomporer ,Keberagaman karya seni rupa kontemporer  Indonesia sendiri bisa dilihat dari beberapa aspek yaitu, media, teknik, gagasan, dan perupa. 

Aspek media dibagi menjadi dua yaitu media konvensional seperti lukis, patung, dan grafis. Media baru meliputi, instalasi, objek, performance art, fotografi, video, sound art, dan sebagainya. Dalam penciptaannya juga terdapat tekniknya tersendiri dimana Teknik untuk karya dua dimensi meliputi, sketsa, arsir, sapuan, kolase/tempel, cetak fotografi, dan sebagainya. Sedangkan Karya tiga dimensi dapat dikerjakan dengan teknik cor, pahat, las, sambung, jahit, dan sebagainya.

 Gagasan yang diangkat oleh para perupa kontemporer sangat beragam meliputi, sosial politik, ekonomi, budaya, urban, pribadi, agama, hubungan internasional, dan sebagainya.

Seni rupa kontemporer yang memberi kebebasan tanpa batas terhadap penciptaan karya seni rupa menimbulkan pertanyaan terutama yang berhubungan dengan masalah kreativitas.  Konsep kreativitas dalam penciptaan karya seni rupa modernis selalu terkait dengan inovasi dan keaslian. Menurut Stenberg (2002:3), kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan karya yang baru (orisinal) dan yang sesuai (berguna). Harris (2006:73-74), menyatakan bahwa kreativitas artistik adalah, kualitas yang inovatif, inspiratif, dan visioner. Orisinalitas yang dituntut oleh seni rupa modernis sudah tidak sesuai dengan praktik seni rupa kontemporer yang tidak mempedulikan lagi aspek itu.


Seni rupa kontemporer di indonesia juga sangat dipengaruhi oleh semangat individualisme dengan jumlah pelukis yang terlampau banyak maka seni kontemporer itu semakin di padati oleh seni individul karena dalam seni kontemporer tidak seperti pada seni modern yang di padati oleh beragai aliran seni di seni kontemporer sendiri juga terdapat aliran yg dimana akan menjadi cerminan pada karya - karya tiap individu senimannya ia menyadari akan alirannya dan terus ia tekuni dan merasuk dalam penghayatan jiwa , seorang seniman akan memiliki keunikannya karyanya yang selanjutnya akan menjadi cerminan karakter.

Dalam gagasan seni rupa kontemporer gagasan postmodern sangat kental mawarnai kreativitas seniman – seniman nusantara.

Karya seni rupa kontemporer di indonesia memiliki beragam bentuk , jenis ,corak antara lain berupa seni rupa dua dimensi dan tiga dimensi. Dengan kreativitasnya masing – masing seniman indonesia menciptakan suatu karya seni sebagai perwujudan dari ekspresi jiwanya. Kreativitas seniman telah meramaikan perkembangan seni rupa indonesia , munculnya berbagai karya seni rupa menyebabkan terjadinya komunikasi apresiasi untuk memahami makna yang tersirat dalam karya seni seniman indonesia tersebut.

Apresiasi adalah penghargaan atau penilaian , apresiasi terhadap karya seni rupa dapat diungkapkan melalui sikap empati , kata – kata maupun tanggapan secara tertulis. Beberapa seniman mengkomunikasikan sebuah pesan melalui karya seninya dengan vulgar dan mudah di pahami akan tetapi ada yang mengkomunikasikannya melalui simbol – simbol yang mengandung makna tertentu. 

Kegiatan apresiasi sendiri dapat di golongkan menjadi tiga tingkatan , yaitu :

1.      Apresiasi simpatik adalah meraskan tingkat keindahan suatu karya berdasarkan pengamatan
2.      Apresiasi empatik / estetik  adalah merasakan secara mendalam nilai estetik yang tersirat dalam suatu karya
3.      Apresiasi kritis adalah apresiasi yang disertai analisis terhadap suatu karya dengan mempertimbangkan gagasan , teknik , unsur-unsur rupa , dan kaidah – kaidah komposisi dalam seni rupa 

Dengan adanya apresiasi itulah seni rupa kontemporer di indonesia masih bisa bertahan hingga saat ini mengingat seni kontemporer indonesia merupakan suatu permasalahan yang pelik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar