Kamis, 21 September 2017

Walltext Sektor Kotor "Perkara Manusia"


SEKTOR KOTOR ART PROJECT

16 - 17 September 2017
@C2OLibrary

WALLTEXT



SEKTOR KOTOR
Visualisasi puisi “Perkara Manusia”
16 – 17 September 2017 @C2o Gallery
                Nabila Warda Safitri

                Catatan – catatan kelam, Kepingan kepingan permasalahan, problematika hidup menjadi suatu perkara kehidupan yang pelik. Kita sering kali dihadapkan pada berbagai kenikmatan yang seolah tak terelakkan, seringkali kita juga di hadapkan kepada simpang – simpang pilihan bias, dengan demikian kita terbiasa mendapatkan kekaburan antara yang benar dan salah, baik dan buruk yang akan berujung pada suatu perkara positif maupun negatif. Dengan perkara kehidupan yang pelik agaknya setiap manusia enggan menghadapkan diri pada perkara itu, disisi lain melihat dari sudut pandang  para seniman justru malah berbanding terbalik mereka sengaja menceburkan diri kedalam permasalahan tersebut, bagi seorang seniman baik di bidang kesenirupaan maupun seni yang lain, perkara – perkara manusia menjadi sebuah ide dalam proses kreasinya, seperti halnya penyair pandangan tentang berbagai macam perkara manusia  dapat mereka tuangkan menjadi inspirasi dalam karya seni tertulisnya (puisi). Dalam sudut pandang seniman seni rupa juga seperti demikian mereka menyiratkan suatu perkara manusia dengan gairah sang seniman yang mengalir  dalam garis – garis absurd pada karyanya.
                Dengan adanya pembahasan problematika kehidupan itu pameran seni rupa Sektor Kotor yang dikehendaki bersama ini menjadikan perkara manusia sebagai topik hangat dalam pameran Sektor Kotor yang Ke-3 ini dengan menghadirkan visualisasi puisi dalam karya para perupa muda menjadikan, dihadirkannya karya visualisasi puisi ini mengacu pada persoalan visualisasi yang agaknya para seniman merasa lumayan sulit karena dalam rangsangan – rangsangan yang mereka dapat dari apresiasi karya sastra sang penyair harus mereka olah dengan berbagai lembah warna, garis – garis tegas, di tambah komposisi hati dan menghadirkan suatu percakapan dengan para apresiator yang manjadikan sebagai suatu karya seni. Namun bukankah lebih sulit tentang apa yang harus mereka kerjakan selanjutnya tentunya dalam eksistensi kesenimanannya.