SEKTOR KOTOR ART PROJECT
16 - 17 September 2017
@C2OLibrary
WALLTEXT
SEKTOR KOTOR
Visualisasi
puisi “Perkara Manusia”
16
– 17 September 2017 @C2o Gallery
Nabila Warda Safitri
Catatan
– catatan kelam, Kepingan kepingan permasalahan, problematika hidup menjadi
suatu perkara kehidupan yang pelik. Kita sering kali dihadapkan pada berbagai
kenikmatan yang seolah tak terelakkan, seringkali kita juga di hadapkan kepada
simpang – simpang pilihan bias, dengan demikian kita terbiasa mendapatkan
kekaburan antara yang benar dan salah, baik dan buruk yang akan berujung pada
suatu perkara positif maupun negatif. Dengan perkara kehidupan yang pelik agaknya
setiap manusia enggan menghadapkan diri pada perkara itu, disisi lain melihat
dari sudut pandang para seniman justru malah
berbanding terbalik mereka sengaja menceburkan diri kedalam permasalahan
tersebut, bagi seorang seniman baik di bidang kesenirupaan maupun seni yang
lain, perkara – perkara manusia menjadi sebuah ide dalam proses kreasinya,
seperti halnya penyair pandangan tentang berbagai macam perkara manusia dapat mereka tuangkan menjadi inspirasi dalam
karya seni tertulisnya (puisi). Dalam sudut pandang seniman seni rupa juga
seperti demikian mereka menyiratkan suatu perkara manusia dengan gairah sang
seniman yang mengalir dalam garis –
garis absurd pada karyanya.
Dengan
adanya pembahasan problematika kehidupan itu pameran seni rupa Sektor Kotor
yang dikehendaki bersama ini menjadikan perkara manusia sebagai topik hangat
dalam pameran Sektor Kotor yang Ke-3 ini dengan menghadirkan visualisasi puisi
dalam karya para perupa muda menjadikan, dihadirkannya karya visualisasi puisi
ini mengacu pada persoalan visualisasi yang agaknya para seniman merasa lumayan
sulit karena dalam rangsangan – rangsangan yang mereka dapat dari apresiasi
karya sastra sang penyair harus mereka olah dengan berbagai lembah warna, garis
– garis tegas, di tambah komposisi hati dan menghadirkan suatu percakapan
dengan para apresiator yang manjadikan sebagai suatu karya seni. Namun bukankah
lebih sulit tentang apa yang harus mereka kerjakan selanjutnya tentunya dalam
eksistensi kesenimanannya.